Komponen elektronika berupa sensor cahaya terdapat beberapa jenis dan bisa digunakan sesuai karakteristiknya. Umumnya cara kerja sensor ini adalah dengan mengubah cahaya menjadi sinyal sinyal listrik tergantung besar kecilnya intensitas cahaya yang diterima di penampang sensor cahaya itu sendiri.
Aplikasi sensor cahaya saat ini sangat banyak digunakan untuk peralatan elektronika misalnya remote televisi, lampu otomatis dll. Jenis komponen sensor cahaya yang banyak digunakan diantaranya yaitu Photo transistor, LDR, dan dioda foto.
Secara garis besarnya komponen sensor cahaya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sensor Cahaya Fotovoltaic
Sesuai dengan namanya sensor cahaya yang satu ini outputnya adalah tegangan yang berubah tergantung kuat besarnya cahaya yang diterima, atau dengan kata lain sensor ini bisa menghasilkan listrik jika terkena dengan cahaya. Yang paling banyak digunakan untuk sensor ini adalah solar cell atau sel surya.
Cara kerja solar cell adalah pada komponen ini terdapat sambungan silikon PN yang dilapisi lapisan yang transparan sehingga cahaya bisa masuk. Ketika cahaya masuk ke penampang sensor, akan terdapat elektron yang bergera dari P ke N yang bisa menghasilkan tegangan kurang lebih sekitar 0,5 VDC untuk tiap cell nya.
Fungsi sensor cahaya jenis ini sendiri kebanyakan digunakan pada rangkaian untuk pengisi baterai otomatis dengan mengandalkan sinar matahari dan saat ini banyak digunakan pada rangkaian penerangan jalan yang tidak bisa dialiri listrik PLN/ Lampu jalan solar cell
2. Sensor Cahaya Fotokonduktif
Pada sensor cahaya jenis ini sesuai dengan namanya akan berpengaruh kepada perubahan konduktansi atau resistansi pada kaki kaki terminalnya tergantung kuat lemahnya cahaya yang diterima sensor. Komponen sensor jenis ini lebih banyak jenisnya diantaranya :
a. LDR / Light Dependant Resistor
Komponen LDR pada dasarnya adalah sebuah resistor yang nilai hambatannya berubah tergantung kuat cahaya yang masuk ke sensor. Cara kerja sensor LDR adalah jika menerima cahaya yang kuat maka resistansinya semakin kecil sedangkan jika cahaya gelap nilai tahanan akan menjadi semakin besar.
Hal ini terjadi karena pada LDR terdapat elektroda yang berbahan dasar Cadnium Sulfide yang jika terkena cahaya akan banyak terdapat elektron yang dilepaskan sehingga resistansi menjadi kecil, sedangkan saat gelap elektron yang dilepaskan sangat sedikit sehingga resistansi menjadi besar sekali bisa sampai 10M Ohm.
Resistor LDR ini adalah yang paling banyak digunakan pada sebuah rangkaian sensor cahaya untuk lampu karena harganya yang ekonomis. Contohnya seperti dibawah ini untuk rangkaian sensor cahaya sederhana dengan LED
b. Photo Transistor
Photo transistor memiliki 2 kaki / terminal yang dihubungkan ke rangkaian, pada dasarnya komponen ini sama saja dengan transistor pada umumnya. Yang membedakan adalah untuk basisnya sendiri dikendalikan dengan cahaya yang masuk ke permukaan sensor foto transistor.
Cara kerja foto transistor adalah semakian rendah kuat cahaya yang masuk ke sensor maka nilai resistansi antara kaki Emitor dan Kolektor akan semakin tinggi. Hal ini bisa terjadi karena foto transistor terbuat daru bahan silikon atau semikonduktor yang sensitif terhadap cahaya.
Untuk lebih lengkapnya berikut dibawah ini saya share tentang beberapa jenis sensor cahaya yang paling sering digunakan beserta dengan fungsinya
c. Photo Dioda
Photo dioda atau dioda foto adalah sensor cahaya yang resistansi antara pin anoda dan katoda nya akan berubah resistansinya sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk. Semakin kuat intensitas yang masuk ke dioda foto maka nilai resistansinya akan semakin besar juga sehingga tidak ada arus yang mengalir antara pin P-N.
Komponen ini biasa digunakan pada rangkaian penghitung / counter, alat ukur cahaya dan juga sebagai sensor cahaya pada peralatan digital seperti kamera dan penggunaan di industri.
Nah selain sensor cahaya diatas, terdapat juga sensor yang hanya merespon terhadap jenis cahaya tertentu saja. Yang paling sering digunakan adalah sensor infra merah dan sensor ultra violet.
d. Sensor Inframerah / Infrared
Sesuai dengan namanya sensor yang satu ini hanya akan merespon perubahan cahaya jenis inframerah saja, contohnya adalah cahaya dari LED inframerah. Cara kerja inframerah adalah jika sensor menerima pancaran inframerah maka diantara kaki komponen ini akan terdapat perubahan resistansi.
Komponen ini sangat umum digunakan pada televisi konvensional ataupun televisi LCD/ LED pada rangkaian remote controlnya, tentunya sebagai sensor remote.
Biasanya dikemas dalam satu chip IC kecil yang dialiri tegangan supply dan jika terkena cahaya infra dari remote maka pada outputnya akan terjadi perubahan tegangan ataupun sekaligus menerima data digital dari remote TV untuk kemudian diproses di IC mainboard TV.
Sensor infra ini juga sering digunakan di alat ukur misalnya untuk mendeteksi suhu dengan menggunakan thermometer inframerah.
e. Sensor UltraViolet
Yang terakhir adalah sensor ultraviolet atau sensor UV, terkadang disebut juga sebagai ultraungu adalah sejenis sensor yang sangat sensitif terhadap keberadaan api bahkan sekecil apapun seperti misalnya api pada rokok.
Api pada dasarnya sekecil apapun pasti memancarkan sinar ultraviolet, termasuk juga pada percikan api. Sensor UV ini umum digunakan pada sensor kebakaran atau juga pada robot pemadam kebakaran baik berupa kontes ataupun sebagai sensor kebakaran untuk rumahan.
Komponen sensor ultraviolet yang banyak digunakan misalnya saja yaitu UVTron yang bentuknya mirip transistor tabung yang kakinya terdapat pin anoda dan katoda.
Nah demikian artikel kali ini tentang jenis sensor cahaya, pilih sensor yang tepat sesuai penggunaannya di rangkaian, tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan harga sensor cahaya itu sendiri.