Penggunaan transistor sebagai penguat hanyalah salah satu dari banyaknya kegunaan dari komponen transistor, yang artinya transistor dapat membuat sebuah sinyal keluaran menjadi besar yang bisa berupa tegangan, arus, sinyal audio, baik arus DC maupun AC.
Transistor Sebagai Penguat
Prinsip dasar amplifikasi atau penguatan sinyal adalah meningkatkan amplitudo sinyal yang diberikan di input yang tentunya tanpa mengubah karakteristik dari sinyal itu sendiri. Aplikasi penguat ini sendiri banyak sekali digunakan misalnya saja dalam rangkaian driver, radio RF, instrumen video dll.
Pada artikel sebelumnya sempat dibahas penggunaan transistor sebagai saklar dan pada artikel ini akan memfokuskan ke transistor sebagai penguat atau sebagai amplifier.
Nah seperti yang kita ketahui bahwa sebuah transistor akan menjadi benar benar “ON” pada kondisi saturasi dan akan menjadi “OFF” pada tegangan cutoff.
Baca juga : Transistor final yang bagus
Jika sebuah transistor akan difungsikan sebagai sebuah penguat maka kita harus membuat transistor tersebut untuk berada diantara saturasi dan cutoff, lebi mendetail akan dibahas pada artikel selanjutnya.
Transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguatan / amplifier dengan 3 konfigurasi berbeda yaitu :
Penguat Common Emitter (CE), pada konfigurasi ini emitor dari transistor akan dihubungkan ke ground dan kita akan mempunyai impedansi input yang tinggi, impedansi keluaran yang tinggi dengan penguatan yang tinggi juga. Jenis penguatan dengan konfigurasi sering digunakan pada circuit penguat tegangan. Karakteristik penguat jenis ini yaitu :
1. Stabilitas penguatan transitor yang rendah karena sangat bergantung ke bias transistor.
2. Sering dikombinasikan dengan umpan balik / feedback karena untuk mencegah adanya umpan balik posifit yang mungkin muncul.
3. Biasanya digunakan pada circuit penguat frekuensi rendah misalnya saja penguat audio frekuensi rendah.
4. Sinyal output nya akan menjadi berbalik 180 derajat terhadap sinyal input yang diberikan.
Penguat Common Collector (CC), konfigurasi yang satu ini menghubungkan kaki collector transistor ke ground yang sebagai akibatnya akan didapatkan impedansi output yang rendah, impedansi keluaran yang tinggi dengan nilai penguatan yang cukup baik dan biasanya digunakan pada circuit penguat arus. Karakteristik penguat jenis ini yaitu :
1. Penguatan arus akan sama nilainya dengan HFe transistor itu sendiri
2. Banyak digunakan sebagai rangkaian buffer karena impedansi input yang sangat tinggi
3. Sinyal output yang satu fasa dengan sinyal input
Penguat Common Base (CB), dengan menghubungkan basis transistor ke ground maka akan didapatkan impedansi input yang sangat rendah dengan penguatan yang rendah juga, karakteristik penguat jenis ini yaitu :
1. Efek umpan balik yang bisa diminimalisir karena isolasi output-input yang tinggi.
2. Cocok digunakan sebagai circuit pre-amplifier karena impedansi input yang tinggi.
3. Biasanya digunakan di rangkaian frekuensi tinggi jalur UHF dan VHF.
Kebanyakan konfigurasi yang digunakan dalam sebuah circuit amplifier dengan transistor adalah dengan konfigurasi CE karena menghasilkan penguatan yang tinggi dengan impedansi input yang tinggi juga.
Faktor lain yang penting juga adalah penguatan level yang bisa didapat, terdapat 2 penguatan yang bisa dicapai dengan penguatan transistor yaitu penguatan arus dan penguatan tegangan.
Kenapa diperlukan impedansi input yang tinggi ?
Pada dasarnya semua bentuk sinyal input untuk bisa dikuatkan adalah berbentuk tegangan, yang jika dihubungkan dengan sebuah penguat maka tentunya terdapat impedansi / hambatan input.
Jika impedansi input tinggi maka akan lebih bagus karena tidak membebani rangkaian pada bagian inputnya.
Demikian artikel ini tentang Transistor Sebagai Penguat semoga bermanfaat.